Bagaimana kamu memandang sebuah kematian?
Dahulu aku menganggap jika kematian adalah proses
berakhirnya suatu kehidupan. Ia dianalogikan sebagai kelulusan dari sebuah
ujian. Pernyataan ini ketika diirefleksikan, beranggapan jika hidup dan mati
adalah relasi tidak seimbang; ketika kamu hidup, kamu akan mengejar kematian
yang sempurna, ketika kamu mati, kamu melupakan proses kehidupanmu.
Tapi kini aku berpikir, tanpa hidup kan tidak ada mati? Tanpa
mati pun hidup tidak artinya. Coba kamu bayangkan, bercinta sekuat apapun tidak
akan membuatmu orgasme, males nggak sih?
Sama dengan kehidupan, kematian ya
melengkapinya.
Rasanya sayang kalau kematian ditakar hanya sebagai tujuan; yang
kadang menakutkan, kadang dirindukan. Aku lebih suka melihatnya sebagai sebuah proses
perpindahan – kamu tetap hidup, namun kini di tempat yang berbeda, yang tadi
itu hanya proses pindahnya saja.
Comments
Post a Comment