Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2016

There Is A Light That Never Goes Out, Min

Lagu ini teruntuk admin, yang anaknya british banget, otsukare min. “Take me out tonight Where there's music and there's people And they're young and alive” “Driving in your car I never never want to go home Because I haven't got one Anymore” “Take me out tonight Because I want to see people and I Want to see life” “Driving in your car Oh, please don't drop me home Because it's not my home, it's their Home, and I'm welcome no more” “And if a double-decker bus Crashes into us To die by your side Is such a heavenly way to die” “And if a ten-ton truck Kills the both of us To die by your side Well, the pleasure - the privilege is mine” “Oh, there is a light and it never goes out” 

Pidato

Assalamualaikum Wr. Wb. Salam sejahtera. Yang terhormat kepada Tuhan YME, yang dengan kuasanya bisa mempertemukan kita didalam blog sederhana ini, yang terhormat kepada hujan, yang rutin mengguyur pada malam hari, juga kepada teman-teman KBM maupun non-KBM yang mencintai saya, saya juga cinta kalian. Sebelum memulai pidato, ada baiknya saya sejenak melihat jam di pojok kanan bawah laptop saya, malam mulai larut dan saya harus menyelesaikan pidato ini, jadi tanpa tetek bengek apapun itu, izinkan saya memulai pidato ini, sekarang. Teman-teman, tidak terasa #BBKU3 telah memasuki jilid akhir, tidak afdol rasanya jika kita tidak bertepuk tangan kepada diri kita sendiri, yang telah berusaha sebaik mungkin menulis, menjajakan pendapat, panjang atau pendek, penting atau tidak penting, becanda atau rada serius, fakta atau fiksi, bukanlah hal yang dicari selama ini. Terima kasih juga saya haturkan kepada admin, juga para provokator yang telah meracuni pemikiran kita, untuk m

Synecdoche, New York – Olive’s Diary

Dear Diary, i’m afraid i’m gravely ill. It is perhaps time like these that one reflects on things past. An article of clothing from when i was young. A green jacket. A walk with my father. A game we once played. Pretend we’re fairies. I’m a girl fairy, and my name is La-ru-lee. And you’re a boy fairy, and your name is Teet-ree. Pretend when we’re fairies, we fight each other. And i say, “stop hitting me again or i’ll die.” And you hit me again, and i say,                 “Now i have to die.”                 And you say, “but i’ll miss you.”                 And i say, “but i have to.” And you’ll have to wait a million years to see me again. And i’ll be put in a box, and all i need is a tiny glass of water and lots tiny piece of pizza, and the box will have wings like an airplane.                 And you ask, “where will it take you?”                 “Home,” i say. *Dikutip dari narasi/monolog/meta-dialog Synecdoche, New York karya Charlie Kaufm

Andai Martin Scorsese Menyutradarai The Dark Knight

Sudah banyak yang menyanjung Christopher Nolan dalam The Dark Knight . Mulai dari kedalaman karakter Joker hingga buramnya kebaikan dan kejahatan diantara dia dan Batman memang sukses menjadi daya tarik, namun bagaimana jika The Dark Knight disutradarai oleh orang lain, misal Martin Scorsese? Saya membayangkan The Dark Knight tidak dimulai dengan adegan perampokan bank, dimana setiap perampok terlihat satu-persatu mengelabui rekannya yang lain. Kali ini adegan The Dark Knight diawali dengan sekuens dramatis (bisa slow motion) Joker yang masuk kedalam ruangan, bertemu dengan para pemimpin mafia Gotham sambil diisi oleh narasi Joker yang bercerita soal chaos yang menjadi bagian dari kehidupannya. Adegan awal itu terinspirasi dari karya Scorsese seperti The Departed dan Goodfellas. Scorsese adalah seorang yang character-centric , dia begitu terfokus kepada peran tokoh utama didalam film, menjadikannya sebagai pusat cerita, itu salah satu alasan kenapa Scorsese banyak memakai

5 Karakter Fiksi Berpengaruh

Seperti puzzle, kepribadian manusia di waktu dewasa merupakan satu rangkaian keping-keping pengalaman yang terjadi pada masa kecil, entah itu pengalaman yang kita dapatkan melalui lingkungan sekitar, keluarga, nyata maupun fiksi, tidak bisa dipungkiri turut membentuk kepribadian kita. Bagi saya sendiri, 5 karakter fiksi ini lah yang (mungkin) membentuk kepribadian saya hingga seperti sekarang ini, silahkan. Toru Naruse – “Harlem Beat” Karakter Naruse mungkin sangat formulaic dan bisa berada dalam manga apa saja. Namun menurut saya Naruse punya kegigihan berbeda dalam menggapai suatu impian, sifatnya yang polos membuat teman-temannya tidak bisa menolak dan terdorong maju oleh kegigihan Naruse sendiri. Lalu karena ini manga tentang basket SMU dan saya juga menyukai basket, Harlem Beat akrab dalam kehidupan saya. Seijiro Seta – “Rurouni Kenshin” Jarang saya mengidolakan tokoh antagonis didalam karya fiksi, namun ketika saya memiliki tokoh antagonis yang berpengaruh (seperti

Linda Linda Linda – Nobuhiro Yamashita

Saya selalu menyukai film bertemakan kehidupan sekolah, penuh dengan romantisme. Sekolah (SD, SMP, SMA) bagi saya selalu menghadirkan banyak kenangan, ketika anda berpikir tentang masa-masa bersekolah, tentu banyak kenangan sedih atau menyenangkan yang bisa diceritakan. Salah satu hal yang bisa mengingatkan saya terus tentang masa-masa menyenangkan saat bersekolah hadir melalui film Linda Linda Linda (2005) garapan Nobuhiro Yamashita. Film ini menceritakan sekelompok siswi yang membentuk band untuk manggung dalam pentas sekolah mereka. Namun karena suatu masalah, gitaris dan vokalisnya harus mengundurkan diri, menyisakan Kei, Kyoko, dan Nozomi. Mereka yang tidak ingin mundur dari band akhirnya mencari vokalis baru dengan menunjuk perempuan pertama yang melewati halaman sekolah, didepan tempat mereka berkumpul. Ternyata pilihan tersebut jatuh kepada Son, siswi pertukaran kelas dari Korea Selatan yang tidak lancar berbahasa Jepang. Film yang mengangkat tema kehidupan sekola

Pahlawan dalam Diri

Langit terlihat begitu ramai hari ini. Anginnya, terik mataharinya, bergantian memaksa masuki jendela yang kubiarkan terbuka lebar, memperbolehkan angin-angin tersebut menyentuhku halus, mempersilahkan sinar matahari sesekali menyengat kulitku yang tipis. “Pernahkah kamu, untuk sekali saja, keluar dari kamarmu untuk merasakan dunia luar?” Ujarku pelan. “Kenapa? Belum pernah membaca breaking the fourth wall dalam cerpen ya?” kali ini dengan nada agak tinggi, kepada para pembaca yang termenung menghadapi pertanyaanku sebelumnya. “Aku hanya penasaran, apakah keluar dari rumah memang benar-benar menyenangkan..” Aku sedikit menghela napas, mengendurkan otot-otot tangan yang tegang sembari berdiri, sendiri termenung di bibir jendela kamarku. Bosan, aku kembali duduk di depan meja belajar, tepat disamping kasur berbingkai kayu maple polos, serupa tapi tak sama dengan meja disebelahnya. Baru saja aku mencoba  tenggelam didalam aktivitasku sehari-hari, ketak-ketik diatas

Kemuri – PMA (Positive Mental Attitude)

Bagaimanapun kampretnya kehidupan yang kita jalani, yakin dan pastilah kita selalu mengikuti wejangan Kemuri, hidup dengan POSITIVE MENTAL ATTITUDE. Lah , sebenarnya apa juga maksud dari positive mental attitude ini? Seperti apa sikap mental positif yang digaungkan para personil Kemuri? Dari liriknya, jelas kehidupan memang begitu kampretnya , Kemuri mengukirnya jelas dalam bait pertama. Everything seems so far away, Everything is going wrong you know.. Too many troubles, nothin’ but pain in your heart, Almost hate things you love.. Tanpa basa-basi tipikal band punk, Kemuri langsung masuk ke chorus. Bagi mereka tidak mengapa kita memiliki hati yang rapuh dan lemah, semuanya memiliki cara masing-masing dalam menuju sikap mental positif. Paling penting, kita tidak perlu kuat tetapi kita harus bangga. Oh, oh, let’s go find our way Oh, oh, with our very weak broken hearts, still Oh oh , we must have pride not strength Oh, oh, live with a positive mental attitude!

Simulasi A La Nick Bostrom (dan Elon Musk)

Berpikir perihal proses penciptaan Bumi tidak sebagai kreasi ajaib Tuhan YME, saya akui memang mengasyikkan. Maka argumen jika manusia sebagai hasil percobaan rekayasa genetika alien, serta argumen yang mengatakan jika Big Bang dan Black Hole adalah proses penciptaan alam semesta yang berulang, sebisa mungkin selalu saya cerna dan pikir keras-keras tentangnya. Kini hadir argumen baru yang menurut saya tidak kalah menarik. “Kita, manusia hidup didalam dunia simulasi”, setidaknya seperti itu premis dari argumen tersebut. Saya tidak membicarakan simulasinya Jean Baudrillard, argumen yang dikembangkan oleh filsuf Oxford University, Nick Bostrom ini tidak hanya bicara dalam tatanan abstrak. Secara harfiah kita memang hidup di dunia simulasi. Pikirkan tentang game The Sims, kitalah karakter The Sims tersebut. Argumen yang juga diamini oleh bos Tesla Motors, Elon Musk ini berangkat dari pandangan kian pesatnya kemajuan teknologi komputer. Dalam video artikel yang dirilis Vox (bisa

DA HYPE IZ REAL #2

Saya selalu skeptis ketika Amerika Serikat coba menggambarkan ulang karya-karya visual Jepang. Adaptasi Dragon Ball yang disutradarai James Wong 2009 silam sukses membuat bulu kuduk saya berdiri. Begitupun Speed Racer arahan Wachowski Brothers, penggambaran mereka yang eksperimental malah kelewat eksperimental dan sukses membuat orang-orang terbaring pusing. Kini Amerika Serikat kembali berulah, kali ini serial anime Ghost in The Shell garapan Mamoru Oshii menjadi target selanjutnya. Trailer pun telah dirilis, tidak tanggung-tanggung Dreamworks Pictures yang didapuk sebagai rumah produksi menggandeng Scarlet Johansson berperan sebagai sang tokoh utama, Major Motoko Kusanagi. Melalui trailernya, saya bisa sedikit bernapas lega. Kelegaan tersebut salah satunya ada karena aksi Scarlet Johansson  yang sukses membuat saya penasaran, profesional dan sangat menjiwai. Masuk akal jika melihat rekam jejak Scarlet yang sudah akrab dengan adaptasi karakter pop culture macam Black Widow s

5 Manga Seru Layak Baca!

Banyak teman dan kolega menanyakan kepada saya manga  apa yang menarik untuk dibaca. Tentu manga yang menarik untuk dibaca ada banyak sehingga daftar didalam blog ini tidak akan cukup, namun jika disuruh memilih lima manga yang seru, pilihan saya jatuh kepada manga-manga dibawah ini. Oshimi Shuzo – Aku no Hana (2009) Aku no Hana menceritakan Takao Kasuga, siswa smp kutu buku dan pendiam yang menyukai teman sekelasnya, Nanako Saeki. Suatu hari setelah pulang sekolah, Kasuga mencuri pakaian olahraga Saeki yang tertinggal dikelas, kejadian tersebut ternyata dilihat oleh Sawa Nakamura yang  juga menjadi teman sekelasnya. Alih-alih melaporkan kejadian tersebut, Nakamura malah berbalik mengancam Kasuga untuk membongkar rahasianya jika dia tidak menuruti permintaan Nakamura. (Google Images) Seru karena.. pilihan penulis dalam menjadikan puisi Charles Baudelaire “Les Fleurs du Mal” sebagai referensi didalam cerita merupakan nilai tambah yang membuat manga ini makin menarik. Jad

Alasan Kenapa “Spirited Away” Tidak Bisa Dibandingkan Dengan “Kimi no Na wa” (Triggered)

Membaca artikel duniaku.net berjudul “5 Alasan Kenapa Kimi no Na wa Layak Disebut Sebagai Film Animasi Terbaik Mengalahkan Spirited Away” membuat saya terpicu. Saya tentu telah menonton keduanya, dan saya mengakui jika keduanya; Spirited Away dan Kimi no Na wa merupakan bagian terbaik yang pernah hadir dalam perkembangan industri animasi Jepang. Namun ketika ada artikel yang coba membanding-bandingkan dua film tersebut, yang kini dilakukan oleh salah satu media online berpengaruh lengkap dengan judul yang tendensius, mau tidak mau saya harus menulis sebuah pembelaan, bahwa keduanya tidak bisa dibandingkan dan keduanya merupakan karya terbaik yang pernah ada. Ini alasannya. Cerita yang menarik. (Google Images) Didalam artikelnya, penulis berargumen jika Kimi no Na wa merupakan film animasi terbaik karena memiliki alur cerita unik dan menarik. Dia tidak menjelaskan kenapa film tersebut unik atau menarik, tapi dalam paragraf selanjutnya tertulis jika dalam sinopsis yan

DA HYPE IZ REAL #1

Pertemuan saya dengan game RPG Kingdom Hearts mungkin akan terkesan tidak biasa, ketika banyak orang mengenal game ini melalui konsol macam PS2, saya malah mengenal Kingdom Hearts melalui browsing dan video “Let’s Play: Kingdom Hearts” yang dimainkan oleh vlogger Youtube, Pewdiepie. Kesukaan saya terhadap Kingdom Hearts simpel dan tidak ada yang khusus; meski hanya menghadirkan gameplay standar – khas action RPG pada zamannya,  game ini mampu menawarkan cerita unik lewat konsep crossover antara karakter ikonik Disney dan karakter Square Enix (ketika itu masih bernama Square) didalam universe yang benar-benar baru dan berbeda. Sayangnya saya tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti semua produk game yang dikeluarkan franchise Kingdom Hearts, ketika itu saya hanya mengikuti edisi pertama Kingdom Hearts yang keluar 2002 silam untuk konsol PS2, setelahnya untuk PSP, PS3, Game Boy Advance, Xbox One, dan Nintendo DS, saya tidak tertarik untuk mengetahuinya. Ketika pikira

Kamu dan Tulisanmu

Kamu adalah kamu, Tulisanmu ya lain lagi, ia bisa membawamu kemana-mana, mungkin kesebuah candi purbakala, lengkap dengan pengalaman sensoris dan magisnya. Kamu adalah kamu, Tulisanmu ya lain lagi, ia hadirkan pengalaman berbeda, mungkin seperti menyantap panganan desa, namun dengan citarasa Eropa. Kamu dan tulisanmu mungkin berbeda, mungkin sama saja. Aku tidak tahu karena cuma bisa menerka-nerka.

Utada Hikaru – Sakura Nagashi

Bunga merekah, namun cepat sekali melayu Jika cinta mampu membuat waktu berhenti, Maukah kita selalu bersama, sampai akhir? Matahari terbit, namun cepat sekali tenggelam Jika harapan mampu membuat segalanya membaik, Aku tidak akan mencari seperti apa rasa ketakutan, Karena pada akhirnya, selalu ada cinta. *Dibuat berdasarkan lirik dari lagu yang tertera pada judul artikel, sambil menunggu kapan seri terbaru dari Evangelion dibuat..

Selebrasikan Hidup

“ Life’ll only be crazy as it’s always been. Wake up early, stay up late, having debts. ” -Float in “Surrender” Mungkin hanya ada satu keinginan yang terlintas di benak orang-orang; pada jam 4 sore, ditengah kemacetan kota, lelah setelah seharian bekerja, yaitu keinginan “cepat sampai rumah”. Kamu, dan semua orang yang membaca tulisan ini pasti pernah mengeluh ketika sedang bekerja, lalu mengapa harus? Anggap saja jika muara pertanyaan tersebut adalah tentang uang. Kamu mendapat uang, sekejap menghamburkannya untuk sebuah kesenangan semu, dan kembali bekerja, begitu seterusnya sampai maut menghampiri. Banyak pemikiran yang melihat terkungkungnya masyarakat modern dalam cengkeraman kapitalis, namun tidak belum ada pemikiran yang menjelaskan dan membantu bagaimana kamu, manusia bisa keluar dari cengkeraman mereka. Satu yang menarik, manusia tidak memiliki pilihan lain selain berjalan lurus dan bekerja terus (Marcuse dengan One Dimensional Man) , ketiadaan pilihan

Alliance of The 15s – Mita Masahiro

  *Spoiler dikit ya bro! Jepang lewat literatur visual dan linguistiknya memang punya cara tersendiri dalam menguras air mata laki-laki perkasa seperti saya. Jika tidak menghadirkan cerita mengharukan (macam Doraemon, Harlem Beat, dan Daiya no Ace) yang sarat perjuangan, cerita yang diisi oleh tragedi berkepanjangan juga menjadi salah satu andalan mereka. Sebut saja “Grave of The Fireflies”, cerita bertahan hidup kakak-beradik dalam masa sulit Perang Dunia Ke-2 ini sukses hadirkan nestapa berkepanjangan. Dalam film animasi ini, tragedi digambarkan sebagai sebuah proses, makin lama makin pengen nangis dan udahan aja, faaaak. Terus ada “One Litre of Tears”, dari judulnya sudah jelas film ini akan membuat anda memproduksi kira-kira satu liter air mata, wow emejiing. Pembawaannya nggak beda jauh sama “Grave of The Fireflies”, bedanya film ini lebih terselubung, mirip-mirip harapan palsu gitu lah . Nah , yang paling hangat ada “Your Lie in April” atau judul Jepangnya “Shigat

Frank Costello – The Departed

(Spoilednyc) “ I don’t want to be a product of my environment, i want my environment to be a product of me. ” Frank Costello ialah ambisi itu sendiri, Ambisi untuk mengalahkan, ambisi untuk memiliki. Seperti perkataannya ia bekerja, Man make his own way. No one give it to you, you have to take it . *Puisi (entah puisi atau bukan) ini ditulis bersamaan lantunan "Gimme Shelter" dari The Rolling Stones. Kenapa Martin Scorsese begitu suka memakai lagu ini didalam film-filmnya?  

Jangan Panggil Diriku Ngidol

Mimin BBKU3 ini ada-ada saja. Sudah hampir dua tahun aku taubat nasuha dari dunia peridolan, kini dia malah memberikan tema yang membuatku kembali teringat akan romantisme itu. Kalaupun bicara tentang peridolan, mulai dari ulasan album , ulasan pertunjukan langsung , ulasan panjang lebar tentang ekosistem fans dengan idolanya , hingga kritik soal strategi mereka , tidak ada bahan yang luput untuk aku bahas. Kini aku kembali digiring untuk menulis tentang peridolan, what the hell , man ! (meminjam perkataan bosku dulu di kantor), aku sudah berhenti dari dunia peridolan, jangan paksa aku kembali kesana. Mimin tahu apa itu idola? Meminjam Kamus Besar Bahasa Indonesia, idola adalah orang, gambar, patung, dan sebagainya yang menjadi pujaan; jadi sebagai kata penyerapan dari idol , keduanya sama-sama merujuk pada penekanan kata “patung” yang kamu puja atau sembah. Seperti kata bapak kritikus idol , Hiroshi Aoyagi dalam disertasinya “Islands of Eight Million Smiles: Pop-Idol Per

Kelurahan Youtube

Ragu rasanya jika saya menahbiskan Indonesia sebagai negara yang telah memasuki era modern. Kehidupan saya dan kalian pembaca blog ini mungkin sudah akrab dengan platform media sosial macam Youtube, Facebook, dan Instagram, tetapi apakah keakraban itu sudah merata? Memikirkan ini membuat saya teringat cerita jaman S1 di UMN. Waktu itu saya bersama teman-teman sedang berkumpul di NELI Coffee Shop, jika kalian mengira tempat tersebut adalah cafe kekinian, NELI Coffee Shop tidak lebih dari rumah makan yang berjarak 500 meter dari kampus, berada diantara perkampungan dan gundukan tanda peradaban yang sedang menunggu untuk dibangun. Kami menamainya NELI Coffee Shop hanya untuk terlihat keren ketika share location di Path. Penamaan NELI sendiri merujuk pada julukan yang kami berikan kepada ibu-ibu tua penjaga warung tersebut, NELI yang berarti “Nenek Liar” ( no offense Mbak Neli) kami gunakan karena ibu bernama asli Piah (semoga bener namanya) ini memiliki perangai khas masyarakat B

Terlahir Tangerang (Pendekatan Orientalis)

*Lagu ini didedikasikan kepada orang-orang Tangerang yang mampu menghadirkan warna baru dalam setiap sendi-sendi kehidupan, terima kasih. Bayangan saya tentang hebatnya menjadi mahasiswa S2 KBM sekejap hancur. Dulu saya membayangkan dunia perkuliahan S2 itu begitu akademis,setiap hari diisi dengan diskusi berbobot, perbincangan tentang bagaimana menyelamatkan umat manusia, serius dan dewasa. Kenyataannya saya telah ditipu, kehidupan S2 disini tidak seperti itu. Nongkrong sembari hura-hura menjadi wacana yang sangat digaungkan. Setidaknya itulah anggapan yang saya dapat ketika berkaca kepada para senior, mereka menolak wacana serius karena takut terjebak didalam dominasi kepentingan itu sendiri. Masuk akal memang, materi-materi perkuliahan saya memang jauh dari kata penting, kami lebih banyak mempersoalkan megnapa meja guru dan murid dalam suatu kelas diposisikan berhadap-hadapan, ketimbang persoalan strategi komunikasi politik Ahok dalam Pilkada DKI, ngga jelas banget kan?

Bingung Diantara Kalian Berdua

*Baca sambil dengarkan track Soundcloud diatas supaya kalian lebih mengerti bagaimana galaunya perasaan saya saat ini Bukan gaya saya untuk curhat di blog, khususnya masalah percintaan. Tapi jujur, saya sekarang ini sangat bingung dan tidak tahu harus bertanya kepada siapa, maka izinkan saya untuk mencurahkan isi hati saya di blog yang tidak seberapa ini. Cerita dimulai ketika saya berkenalan dengan dua orang perempuan, di waktu yang berbeda (tentu saja). Hari berlanjut, semakin lama saya mengenal mereka, semakin tumbuh rasa ketertarikan didalam diri saya, dan saya rasa mereka pun merasakan hal yang sama. Seiring berjalannya waktu, hal-hal menggantung seperti ini tidak bisa dibiarkan. Sebagai lelaki tentu saya harus membuat pilihan, karena tidak mungkin saya memilih dua-duanya bukan? Namun saya bingung, siapa yang harus saya pilih? Kedua-duanya baik dan memiliki karakter dan perangai yang sama-sama menarik. Untuk menghormati mereka berdua, saya tidak akan menyebut na

Mamoru Hosoda – Harmoni dan Keseimbangan

(Myanimelist.net Tepat rasanya jika saya mengamini pernyataan dosen yang mengatakan bahwa “film sebagai medium, merupakan pintu gerbang ke dunia yang baru, yang benar-benar berbeda.” Karena kenyataannya film memang seperti itu, saya selalu menemukan diri saya yang lain dalam film, entah diri saya itu jahat atau baik, saya tidak peduli. Keberhasilan penonton untuk tenggelam dalam film tidak bisa lepas dari tangan terampil sutradara ketika mengemas karya visual mereka. Dari situ, pendekatan teknis macam komposisi, golden ratio , warna, musik latar, cut-to-cut transition , hingga dialog antar aktor menjadi mantra yang mampu membuat para penonton terjun lebih dalam lagi. Buat saya, film anime merupakan satu dari sekian genre yang sukses membuat saya menyelam, berpindah ke pribadi satu dan lainnya (bukan Taat Pribadi). Nama Hayao Miyazaki tentulah memiliki tempat tersendiri dalam dunia-dunia favorit saya, tapi saya tidak akan membicarakan beliau, yang kali ini ingin saya angka