Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2018

Terima Kasih Kim Jong Un Kau Mempersatukan Kami, Fans K-Pop dan J-Pop

Jepang dan Korsel itu mirip Amerika dengan Rusia, hubungannya naik turun tetapi lebih banyak marahannya. Buntutnya bisa ditarik jauh pas Perang Dunia Kedua, kalau Amerika dan Rusia (Soviet ketika itu) sedikit banyak lantaran memperebutkan patok Jerman lengkap dengan obral ideologi komunisme vs liberalisme, Jepang dan Korsel adalah mantan penjajah dan terjajah dimana si penjajah sampai sekarang berlagak lupa dan ngga pernah minta maaf karena pernah membantai masyarakat terjajah. Akhirnya hingga sekarang, Jepang dan Korsel masuk dalam fase diem-dieman, mirip-mirip remaja SMA kalo lagi ngambekan, disapa cuma nyengir, dibelakang diomongin, hadeh . Persaingannya pun begitu kentara, ngga hanya di ranah industri teknologi, tetapi juga sampai ke hal yang lebih remeh (baca: budaya pop). Korsel misalnya, selepas pendudukan Jepang, segala hal yang berbau jepangisasi dilarang (kamu bisa googling Law For Punishing Anti-National Deeds 반민족행위처벌법) , tidak ada yang namanya anime, film atau dram

Kebetulan Stereotip dalam Kue Manis Bernama Wonder

Pertemuan saya dengan Wonder, film garapan Stephen Chbosky tidaklah disengaja. Ketika itu saya bersama pacar ingin menonton Star Wars: The Last Jedi, namun penuh; lalu saya ganti ingin menonton Coco, ternyata waktunya tidak tepat karena bertabrakan dengan waktu Maghrib; lalu ketika saya ingin menonton Ayat-Ayat Cinta 2, ternyata pacar saya bukan penggemar Fahri yang katanya mau bubarin KPK ntuh . Jadi sebenarnya Wonder bukanlah film yang masuk kedalam list tontonan saya di penghujung 2017. Tetapi seperti kata pepatah yang saya bikin sendiri, “perjumpaan ada karena tidak terduga”, saya bersyukur berjumpa dengan Wonder, film ini bagus. Bagus. Kalau saya menjawab pertanyaan esai dengan kata tersebut, Dosen Pembimbing pasti sudah menulis dengan huruf-huruf kapital diatas lembar jawaban saya, “BAGUS? BAGUS APA? BAGUS NTRL? BAGUS MULYADI? KAPUR BAGUS? COBA KAMU ELABORASIKAN KATA BAGUS ITU.” Jadi begini, Wonder mengikuti cerita seorang Auggie Pullman, yang dideskripsikan oleh