Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

BOOK REVIEW - (LO画集) TAKAMICHI LOVE WORKS

Rating: 8.0 “ A Child Is Beautiful ”. Memang, TAKAMICHI LOVE WORKS muncul sebagai apresiasi tertinggi manusia untuk mencintai anak-anak. Tapi, selepas kata-kata mencintai diatas dan makna sebenarnya dari hal tersebut, karya-karya Takamichi mampu menghadirkan siluet baru tentang suatu kecantikan, yang mungkin banyak diimpikan oleh kebanyakan orang dan mungkin anda sekalian. Hadir sebagai kumpulan cover majalah COMIC LO , TAKAMICHI LOVE WORKS berisi kumpulan arsip yang berisi karya-karya Takamichi, mulai kurun waktu 2004 sampai 2008 untuk menghiasi majalah keluaran  Akaneshinsha ini. COMIC LO sendiri adalah majalah yang berisikan kumpulan cerita dari author yang berbeda-beda. Sangat disayangkan, Takamichi harus mengabdikan karyanya sebagai cover majalah ini, karena genre dari COMIC LO sendiri adalah hardcore porn dengan menjadikan prepubescent dan high juvenile girls sebagai main-theme mereka. Saya tidak akan berbicara panjang lebar tentang COMIC LO , ataupun meng

MOVIE REVIEW - Tekkonkinkreet (2006)

Rating: 7.0 Ketidakteraturan itu sendiri adalah sebuah keteraturan, setidaknya itulah kata-kata yang menggambarkan Tekkonkinkreet . Film garapan Michael Arias yang digubah dari manga karya Matsumoto Taiyo ini, mungkin merupakan film animasi dengan background art paling mencengangkan dari semua film animasi yang pernah saya lihat. Saya tidak akan mengatakan ini adalah film yang simpel; tipikal Jepang. Tekkonkinkreet menyajikan gambar-gambar memusingkan, background art yang menjadi latar belakang adalah pembenturan dari hampir semua budaya yang ada di dunia, semuanya dicampur-adukan menjadi satu, dalam sebuah setting yang disebut Treasure Town. Treasure Town sendiri adalah kota sumpek kehidupan, tempat Kuro (Kazunari Ninomiya) dan Shiro (Yu Aoi) tinggal dan bertahan hidup sebagai anak jalanan. Tekkonkinkreet menceritakan perjuangan mereka berdua dalam mempertahankan Treasure Town, rumah mereka, dari gerombolan yakuza, sampai mafia licik serta para pembunuh bayara

ALBUM REVIEW: ((AUMAN)) – Suar Marabahaya

Rating: 8.5 Seraya menyiarkan, tahun kesepuluh dan milenia kedua, ((AUMAN)) dalam lagu “Intronitroduction: Year of The Tiger” nasbih menandakan jika sesosok band garang telah lahir. Debut albumnya Januari kemarin, telah melahirkan Suar Marabahaya yang berisi  11 lagu tematik dari band all-star asal Palembang ini. Tidak peduli genre apapun yang melekat, hardcore , southern-metal , stoner-metal atau sludge , ((AUMAN)) kekar menjadi garda terdepan dalam memerangi kepunahan Harimau Sumatera. Diisi oleh serdadu-serdadu berpengalaman macam Zarbin Sulaiman (bass), Farid Amriansyah (vokal), Aulia Effendy (drum), Erwin Wijaya (gitar), dan Ahmad Ruliansyah (gitar), Suar Marabahaya telah berhasil memantik kuping para pendengar dengan musiknya yang arogan juga rusuh disisi lainnya. Setelah sedikit sopan untuk memperkenalkan diri dalam “Intronitroduction: Year of The Tiger”, “Unholy Terror” tampil menghentak dengan nuansa southern-rock yang kental, tentu, musik anthemic lengkap dengan li

MOVIE REVIEW – 5 Centimeters Per Second (2007)

Contain with spoiler, read it wisely. Rating: 10.0 “ Hey, they say it’s five centimeters per second.”,  “What do you mean?”, “The speed at which the sakura blossom petals fall... Five centimeters per second.” Pernyataan Akari tentang kecepatan gugurnya bunga sakura, merupakan repetisi dari banyaknya kejadian yang akan muncul dalam film ini. Tampil dalam ketiga segmen yang berbeda, Five Centimeters Per Second membuat “Oukashou”, “Cosmonaut”, dan “Byousoku 5 Centimeter” menjadi satu-kesatuan melalui sudut pandang yang berbeda. Temui Takaki (Kenji Mizuhashi), laki-laki yang terjebak dalam kondisi percintaannya sendiri, terjebak dalam dua pilihan, bertahan ataupun terus berjalan. dalam “Oukashou”, Takaki menceritakan masa kecilnya juga pertemuannya dengan Akari (Yoshimi Kondou) melalui sudut pandangnya sendiri. Sedangkan dalam “Cosmonaut”, Kanae (Satomi Hanamura), adalah perempuan yang menaruh hati kepada Takaki yang baru saja pindah ke Kagoshima untuk menyelesaikan SMA-nya

MOVIE REVIEW – Nobody Knows (2004)

Rating: 10.0 Membayangkan bagaimana anak berumur belasan tahun untuk hidup sendiri sudah sangat menyedihkan, ditambah lagi saat anak kecil tersebut harus bertanggung jawab atas kehidupan adik-adiknya sendiri. Nobody Knows , film garapan Hirokazu Koreeda menceritakan tentang kejadian tersebut, lebih mengagetkannya lagi, kejadian tersebut berasal dari kisah nyata. Bercerita tentang kehidupan rural di Jepang, Akira (Yuya Yagira), seorang anak tertua, harus menjaga dan mengurus ketiga adiknya ketika Keiko (You), yang merupakan ibunya, pergi dan tak kunjung kembali. Keiko sendiri adalah wanita malam yang sangat dekat dengan banyak laki-laki, bahkan keempat anaknya sendiri berasal dari ayah yang berbeda-beda. Berawal dari kepindahan keluarga itu ke apartemen kecil di Tokyo, yang hanya memperbolehkan dua anggota keluarga saja untuk tinggal, membuat Keiko menyembunyikan ketiga anaknya di dalam koper, dengan dalih permainan, Keiko menyembunyikan kenyataan tersebut dari lingkungan

ALBUM REVIEW: Coldplay - Mylo Xyloto

Rating: 9.0 Tidak pernah ada yang tahu, apa gagasan awal Coldplay, Chris Martin dan kolega untuk menyimpulkan ke-14 lagu tematik ini dengan nama Mylo Xyloto . Dibuat secara konseptual, Mylo Xyloto memberikan pemahaman berbeda tentang musik yang bisa datang dari mana saja, tak terkecuali dari coretan graffiti yang tidak bermakna sekalipun. Sebagai intro , “Mylo Xyloto” menjadi satu kesatuan dengan “Hurts Like Heaven” melalui musik orkestranya. Tetap dengan aransemen yang sama, “Hurts Like Heaven” bercerita tentang kekuatan sebuah hati, untuk bisa tetap teguh pada sebuah pendirian. Melalui penggalan, “ you, use your heart as a weapon, and it’s hurts like heaven ,”  Chris Martin sadar jika kekuatan hati kadang menyakitkan, tetapi semua pasti akan terbayar dengan semestinya. Hampir semua  ke-14 lagu yang ada di dalam Mylo Xyloto mudah untuk didengarkan, karena dibuat secara tematik, semua lagunya memiliki pattern yang sama, sehingga terdengar sedikit monoton. Lalu melalui p

ALBUM REVIEW: Phoenix - Bankrupt!

Rating: 6.0 Setelah berhasil dalam Wolfgang Amadeus Phoenix , band electro-pop keluaran Perancis ini kembali mengeluarkan album terbarunya, Bankrupt! , tetap dengan suara Thomas Mars yang unik, liriknya penuh imaji, walaupun beberapa lagu ini terdengar asing karena diisi nada-nada synth sarat oriental. Dibandingkan dengan Wolfgang Amadeus Phoenix , Bankrupt! mengisyaratkan bentuk eksperimental Thomas Mars dalam menggali suara-suara synth sedalam-dalamnya. Dibuka dengan "Entertainment", melodi synth oriental, yang terdengar kental bersahutan dengan ketukan drum digital, dengan lirik bercerita khas Thomas Mars, "Entertainment" mengungkapkan bentuk kesepian dari dunia modern yang penuh kesibukan ini. Melirik lagu-lagu sebelumnya dalam Wolfgang Amadeus Phoenix , macam “Armistice” dan “Lasso”, jelas Phoenix merubah pandangannya tentang musik mereka selanjutnya, seperti mensejajarkan band yang berbeda latar belakang, tetapi tetap terikat suara Thomas Mars yang

ALBUM REVIEW: Hyakkei - Okurimono

Rating: 8.0 Tidak pernah terbayangkan, saat kumpulan pemandangan berbaur menjadi satu dan terwakili oleh sebuah musikalitas pintar penuh makna, dan bagi Negeri Sakura sendiri, album “Okurimono” menjadi sebuah pembuktian jika scene musik instrumental mereka memang merepresentasikan sebuah peradaban dan kejeniusan masyarakat Jepang. Mengandalkan synthesizer sebagai pembuka, lagu “Reading” halus menghentak tanpa terkesan lemah, petikan gitar Shuhei Nakamoto memang mempunyai ciri berbeda bila dibandingkan dengan musikalitas Toe, ketika lagu-lagu Toe seperti “I Do Still Wrong” terlihat prima dengan ketukan drumnya, sebaliknya, “Reading” indah menyajikan harmonisasi gitar dengan iringan ketukan drum, harmonisasi lagu dalam “Reading” terdengar sangat menyenangkan dan tak jarang penulis tersenyum ketika mendengarnya. Hyakkei dalam bahasa jepang berarti “seratus pemandangan”, dalam album “Okurimono”, representasi lagu mereka dalam album ini memproyeksikan kumpulan pemandangan yang mem

ALBUM REVIEW: Toe - New Sentimentality

Rating: 7.0 Sentimental, itulah hal yang terlintas saat saya mendengar lagu-lagu dalam album Toe ini, dengan judul yang juga berusaha menyiratkan, bahwa New Sentimentality merupakan kumpulan lagu yang tidak hanya saja terdengar jenius, tetapi juga sentimental di satu sisinya. Berisi empat lagu, Tsunagaru Haruka Ichira menjadi lagu pembuka dengan jentikan tangan sarat makna, petikan gitar akustik yang ringan tanpa harus terasa remeh, dan yang paling penting, ketukan drum khas Toe masih terdengar di lagu ini,  breakdown tempo  juga keabsurdannya tetap terdengar jenius. Lagu ketiga yang berjudul sama dengan albumnya, New Sentimentality, malah terdengar tidak terlalu sentimental, terkesan  gloomy  diawal dengan ketukan  bass  drum, juga ketukan kompleks tempo cepat. Tetapi bukan Toe jika tidak mampu memainkan emosi pendengarnya, ketukan tempo cepat langsung disambut dengan petikan gitar khas relaksasi, pendengar seakan sedang berenang di laut luas, sendirian, pantulan awan kebiruan

ALBUM REVIEW: JKT48 - Heavy Rotation

Rating: 6.5 Memang belum orisinil, tapi album perdana JKT48 dengan judul "Heavy Rotation" mengisyaratkan, perjuangan mereka dalam menggapai mimpi-mimpinya belum selesai sampai disini, memang miskin ekspektasi, harapan besar para fans loyal untuk bisa mendengar single mereka secepatnya buah karangan Yasushi Akimoto sang total producer nampaknya belum kunjung terkabul. Sesuai dengan judul albumnya, "Heavy Rotation" merupakan lagu perdana yang digunakan Melody cs untuk mulai berkelana di blantika musik Indonesia. "Heavy Rotation" dan sembilan lagu lainnya, memang dipopulerkan oleh AKB48, selain "Gomenne, Summer" yang dipopulerkan oleh SKE48, idol group asal Nagoya, Jepang. Praktis kesepuluh lagu tersebut hanya karya saduran dengan merubah lirik jepang yang ada pada lagu tersebut menjadi lirik bahasa dengan sedikit penyesuaian. Dengan lirik-lirik catchy tanpa terkesan norak, pilihan lagu dengan aransemen semangat khas Jepang, lagu-lagu di alb