Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2017

Masa Depan Gojek yang Membosankan

Seperti biasa, saya sedang mengarungi kanal Youtube menonton dedek-dedek JKT48 berjoget riang gembira. Entah dari mana datangnya, iklan terbaru Gojek tetiba tampil, judulnya ‘Hidup Tanpa Batas Itu Apa Sih?’ berdurasi satu menit 33 detik, nggak bisa diskip lagi. Awalnya saya mikir iklan terbaru Gojek ini macam polling-polling kekinian yang ada di Twitter dan sekarang juga menular ke Instagram , duh Gusti . Baru mau komentar, “hidup tanpa batas itu ketika bisa mengkritik tanpa harus takut dipersekusi atau dijebloskan ke bui.” Lah ternyata bukan polling, tapi cuma siasat Gojek untuk mengundang rasa penasaran warganet, untung komentarnya belum saya kirim, bisa tercyduk saya nanti. Anw , Gojek punya visi soal masa depan, masa dimana pelanggan Gojek hidup tanpa hambatan, semuanya serba mudah, pokoknya endeus deh! Kita ngga perlu lagi meeting tanpa telat, mager tanpa laper, ketinggalan tanpa kepanikan, belanja tanpa parkir, hidup tanpa dompet, cinta tanpa status, dan tanpa-tanpa l

Plis, Jangan Biarkan Warganet Menodai “Pengkhianatan G30S PKI”

Aku ini anaknya ngga macem-macem, apa yang menjadi tuntutan dan tuntunan pemerintah sekarang, aku pasti ikuti, ya kira-kira seperti bebek lah jika meminjam istilahnya Farid Gaban. Tapi ketika ada pernyataan dari Menteri Dalam Negeri, Pak Tjahjo Kumolo soal diperbolehkannya pemutaran “Pengkhianatan G30S PKI” di TV nasional agar anak-anak muda tahu jika pernah ada kudeta terjadi di Indonesia, aku ngga setuju pak! Bukannya aku tidak mau anak-anak muda belajar sejarah, apalagi ditengah suasana yang kian genting, wacana anti-komenis harus selalu dilanggengkan, pemerintah kan gerah dibilang selalu dukung-dukung komenis. Dan tidak bisa yang lain, film garapan Arifin C. Noer inilah satu-satunya alat yang bisa melanggengkan wacana tersebut.  Alat ini memang sukses, di zamannya. Sejak 1998 dari pemutarannya yang terakhir sampai sekarang, bayangan soal kekejaman PKI masih terngiang jelas kok di pikiran. Soal bagaimana busuknya Aidit dan para kamerad merencanakan pemberontakan sambil tida