Pelopor kajian filsafat Indonesia, M. Nasroen pastilah sedih ketika istilah ‘gotong royong’ yang beliau ciptakan 50 tahun silam, kini dipakai warga Jakarta untuk bersama-sama melakukan keburukan, khususnya oleh para pengendara motor yang setiap harinya mengadu nasib di Jakarta. Saya adalah bagian dari kumpulan pengendara motor tersebut, kumpulan yang menurut data Polda Metro Jaya tahun 2015, menjadi mayoritas dengan persentase sebesar 74,94 persen atau setidaknya berjumlah 13,98 juta unit, jauh mengalahkan populasi mobil yang hanya sebesar 18,58 persen atau berjumlah 3,4 juta unit. Sebagai warga pinggiran (baca: Tangerang Selatan), tentu saya harus memiliki semangat, atau tingkat kebrengsekan lebih tinggi agar bisa bersaing dengan warga lokal Jakarta, atau sesama warga pinggiran lainnya. Tujuannya sederhana, saya hanya ingin bertahan hidup atau sesederhana tidak telat sampai di kantor. Tetapi jika kamu kira hal tersebut membuat jalanan Jakarta begitu kejam, dimana budeg m...
I wrote about anything. Then i tell them nothing.