Sudah lama sekali, sejak sd saya bercita-cita untuk menjadi seorang masinis, suer ini ngga bohong. Kenapa? Tidak ada yang tahu, bahkan guru bahasa indonesia saya sedari SD pun tidak, keahliannya selain mencekoki diriku dengan SPOK, hanyalah membuat tanda tangan bergambar tikus sampai pada bentuk orang mengintip, yang pada saat itu, memang booming di kalangan kami. Mengapa harus masinis? Mungkin cita-cita ini tidak populer di kalangan anak SD medio 2000-an, profesi masinis sekarang mungkin kalah pamor dengan profesi floor director di TV yang kerjaannya hanya goyang ugal-ugalan sembari narsis pada layar kaca. Secara filosofis mungkin saya bisa jabarkan, bagaimana profesi masinis menurut saya bisa merepresentasikan kehidupan statis yang pasti, tentang bagaimana seorang masinis yang selalu stay on the track . Masinis dan keretanya dalam karya-karya populer juga selalu digambarkan sebagai bentuk kehidupan yang bebas, perjalanan dunia baru. Entahlah, aku di waktu kecil akan sangat...
I wrote about anything. Then i tell them nothing.